Tuesday, 3 September 2013

Beternak Cacing


Awalnya berternak cacing dikarenakan buat pakai sendiri, maklum karena hobby mancing segala jenis umpan semua dicoba termasuk cacing salah satu umpan favorit. jadi saya buat untuk stock biar gak sering cangkuli tanah orang yaitu dengan cara menyimpan dengan media yang akan kita bahas. Klo memang digeluti  Beternak Cacing Sangat Layak untuk dijadikan usaha sampingan anda.Yukk .. kita simak langkah-langkahnya

1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
Hal pertama yang harus dilakukan dalam ternak cacing adalah pembuatan kandang dari bahan bamboo, rumbia, papan bekas, ijuk dan genteng tanah liat. Kandang cacing ukuran 150 x 40 x 50 cm yang didalamnya dibuat rak-rak bertingkat, berupa rak kayu atau rak plastic sebagai media ternak cacing. Bangunan kandang dapat pula tanpa dinding (bangunan terbuka), Model rak yang digunakan antara lain : rak dari bak plastic, kotak bertumpuk, rak terpal disusun bertingkat atau berjajar Cacing tanah bisa hidup pada suhu udara 19 derajat celcius dan bisa diternakan di semua daerah dengan kelembaban dengan optimal untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan cacing tanah antara 15-30%.

2. Penyiapan Media
Media yang paling baik tentu media yang banyak mengandung bahan-bahan organik. Bahan-bahan organik tanah dapat berasal dari kotoran ternak atau tanaman dan hewan yang mati. Media yang paling banyak digunakan dan yaitu kotoran sapi. Media kotoran sapi juga tidak sulit kita temukan, bahkan cenderung melimpah dan belum dimanfaatkan secara maksimal dipeternakan-peternakan. Bila media masih segar, akan lebih baik bila diendapkan terlebih dahulu selama kurang lebih 10-14 hari. Cacing tanah menyukai bahan-bahan yang mudah membusuk karena lebih mudah dicerna oleh tubuhnya.

Bila media yang digunakan sudah agak kering, sebaiknya disemprotkan sedikit air pada permukaannya. Hal ini dilakukan untuk menjaga kelembaban media. Kelembaban yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan cacing tanah adalah antara 15-30 %. Suhu yang diperlukan untuk pertumbuhan cacing tanah dan penetasan kokon adalah sekitar 15–25 derajat C. Suhu yang lebih tinggi dari 25 derajat C masih baik asal ada naungan yang cukup dan kelembaban optimal. Agar pertumbuhan dan pembiakkan cacing dapat optimal, lokasi pemeliharaan cacing tanah juga harus diperhatikan secara benar. Lokasi yang baik diusahakan tidak terkena sinar matahari secara langsung, misalnya, di tepi rumah atau di ruangan khusus (permanen) yang atapnya terbuat dari bahan-bahan yang tidak meneruskan sinar dan tidak menyimpan panas. Perhatikan dengan seksama agar lokasi tersebut mendapat penanganan dan pengawasan yang mudah.

3. Pemilihan Bibit Calon Induk
Untuk pembudidayaan yang bertujuan untuk diternakan secara komersial akan lebih baik bila digunakan indukan yang diambil secara khusus dari peternakan cacing yang sudah ada. Dengan demikian kebutuhan indukan dalam jumlah yang cukup besar akan dapat tepenuhi dengan cepat. Namun bila ingin memulai dari skala kecil, hal itu tidak mutlak harus dilakukan. Indukan dapat diusahakan dengan mencari langsung dari alam. Hal ini akan sangat ekonomis namun tentu diperlukan kejelian untuk menemukan indukan yang baik. Pilih indukan cacing untuk bibit berumur ±2-3 bulan dengan ciri indukan yang sehat antara lain cacing dewasa yang sudah memiliki gelang (klitelum) pada tubuh bagian depan, tidak bau dan kelihatan segar.

4. Pemeliharaan Bibit Calon Induk
Pemeliharaan dapat dibagi menjadi beberapa cara:
    a.   pemeliharaan cacing tanah sebanyak-banyaknya sesuai dengan kapasitas tempat yang   
digunakan. Jika sarang berukuran tinggi sekitar 0,3 m, panjang 2,5 m dan lebar kurang lebih
          1 m, dapat ditampung sekitar 10.000 ekor cacing tanah dewasa.
     b.  pemeliharaan dimulai dengan jumlah kecil. Jika jumlahnya telah bertambah, sebagian
          cacing tanah dipindahkan ke bak lain.

5. Perkembangbiakan
Bila media pemeliharaan dan indukan cacing sudah disiapkan, penanaman indukan cacing kedalam media dapat dilakukan. Penanaman indukan tidak boleh langsung sekaligus semua indukan dimasukkan. Penanaman dilakukan dengan mencoba sedikit demi sedikit memindahkan cacing tersebut ke media penanaman. Amati dulu sebelum memasukkan sebagian lainnya. Hal tersebut dilakukan sebagai langkah antisipasi. Artinya bila cacing tidak menyukai media baru tersebut, maka cacing itu akan tetap berjalan-jalan pada permukaan media. Namun bila cacing itu merasa cocok terhadap media yang baru, maka dia akan langsung masuk kedalam. Bila sudah terlihat seperti itu, sisa cacing yang ada boleh dimasukkan. Sebaiknya dilakukan kontrol setiap 3 jam sekali.kotoran sapi diendapkan terlebih dahulu selama kurang lebih 10-14 hari. Cacing tanah menyukai bahan-bahan yang mudah membusuk karena lebih mudah dicerna oleh tubuhnya.

Thursday, 22 August 2013

Cara Beternak dan Merawat Ayam Bangkok Petarung

Beternak dan Merawat Ayam Bangkok  Petarung 

Dengan adanya pengetahuan cara berternak, merawat sekaligus melatih ayam petarung anda dapat menghasilkan bibit dan bakalan sang petarung yang unggul, tentunya nilai jual ayam bangkok akan lebih tinggi, apalagi sudah pernah menjuarai kontes ayam petarung..( hehe jangan masuk gelanggang aduan ilegal sekarang udah banyak kontes legal loh buat ayam bangkok).

Ciri-ciri ayam Bangkok
Mengenal ciri-ciri Ayam Bangkok Warna Pangkal Bulu pada Ayam Bangkok Bila dilihat secara sekilas, tidak ada perbedaan antara ayam Bangkok asli dan ayam Bangkok lokal, tetapi apabila kita cermati, ayam Bangkok yang asli mempunyai warna kekuning-kekuningan pada bagian pangkal bulu serta permukaan kulit. Warna ini terdapat di semua pangkal bulu ayam Bangkok asli, baik itu pangkal bulu yang berada di sayap, leher, punggung, perut, atau bahkan kaki. Warna kekuning-kuningan pada ayam Bangkok ini disebut dengan khemine. Khemine ini berfungsi untuk menjaga agar bulu-bulu ayam Bangkok tidak mudah rontok serta bebas dari gangguan kutu. Struktur Tulang Ayam Bangkok Struktur tulang ayam Bangkok asli, mempunyai struktur tulang yang lebih padat dibandingkan dengan ayam Bangkok lokal, coba saja anda memegangnya, maka tulang ayam Bangkok yang asli akan terasa lebih keras. 

Gaya Bertarung Ayam Bangkok 
Ada empat gaya bertarung ayam Bangkok yang asli, yaitu teknik kunci, teknik kontrol, teknik berlari, serta teknik bongkar sikap sayap. Dari keempat teknik diatas, teknik kunci dan teknik kontrol adalah teknik yang paling digemari oleh para petarung, sedangkan teknik berlari adalah teknik yang paling jarang digunakan. Mental Bertarung Ayam Bangkok Ayam Bangkok yang asli mempunyai mental bertarung yang sangat pemberani, mereka mempunyai slogan “lebih baik mati dari pada kalah dan bilang “keok””. Setelah kita dapat membedakan mana ayam Bangkok yang asli serta ayam Bangkok lokal, sekarang kita akan membahas, bagaimana ciri-ciri ayam Bangkok asli yang bagus untuk dijadikan induk, agar keturunan yang dihasilkan menjadi ayam Bangkok petarung yang hebat. Ciri-ciri Ayam Bangkok yang Bagus untuk di Jadikan Induk Untuk dapat menghasilkan keturunan yang bagus, sebaiknya anda mencari induk jantan dan betina sesuai dengan kriteria di bawah ini: